Suck It And See merupakan album keempat Arctic Monkeys yang diproduseri oleh James Ford. Album ini terasa lebih pop dan lebih vintage dibandingkan dengan album-album mereka sebelumnya. Tak hanya itu, frontman Alex Turner juga mengatakan bahwa mereka terinspirasi oleh sound yang dihasilkan Nirvana pada album "Nevermind", oleh karena itu mereka melakukan rekaman di studio yang sama dengan yang dipakai Nirvana saat merekam materi lagu untuk album "Nevermind". Arctic Monkeys memang terdengar jauh lebih dewasa pada album ini, baik dari segi musikalitas maupun liriknya. Tapi walaupun begitu, album ini terdengar seperti seolah-olah mereka sedang dalam titik jenuh dan kehabisan ide dalam membuat karya-karya yang inovatif seperti pada album-album sebelumnya.
Album ini diawali dengan lagu 'She's Thunderstorms'. Sebuah lagu dengan tempo mid-low dengan nuansa intro yang sedikit kelam. Bagian reffrain yang mudah diingat membuat lagu ini menjadi bukan pilihan yang buruk untuk dipasang diurutan pertama pada tracklist, disusul kemudian lagu 'Black Treacle' sebagai track kedua. Di track ketiga ada 'Brick By Brick', sebuah lagu yang bernuansa rock n' roll dan sedikit klasik. Sound dan riff gitarnya mengingatkan kita dengan lagu-lagu The Kinks. Walaupun memiliki warna yang cenderung paling beda dengan lagu-lagu lain di album ini, 'Brick By Brick' diluncurkan jauh lebih awal untuk dijadikan teaser sebelum Suck It And See dirilis.
Tempo middle up dan permainan bass Nick O'Malley yang apik pada lagu 'The Hellcat Spangled Shalalala' memaksa kita untuk menggoyang-goyangkan kepala ketika menikmati lagu ini. 'The Hellcat Spangled Shalalala' didaulat sebagai single kedua Arctic Monkeys untuk album Suck It And See ini. Untuk single pertamanya, Arctic Monkeys menunjuk 'Don't Sit Down 'Cause I've Move Your Chair' sebagai materi penggebrak album ini.
Alex Turner, Matt Helders, Jamie Cook dan Nick O'Malley memang selalu haus untuk membuat karya-karya yang jenius. Hal itu terbukti pada lagu 'Library Pictures'. Keempat pemuda asal Sheffield ini kembali unjuk gigi dalam memainkan beberapa tempo yang berbeda dalam satu lagu. Warna-warna di album "Humbug" juga masih terasa di album ini, seperti pada lagu 'All My Own Stunts'.
Nuansa pop juga terasa lekat pada beberapa track terakhir di album Suck It And See. Kita bisa merasakan itu di lagu 'Reckless Serenade', Piledriver Waltz', Love Is A Laserquest, 'Suck It And See' dan 'That's Where You're Wrong'. 'Piledriver Waltz' sendiri adalah lagu yang diambil dari album EP proyek solo Alex Turner, "Submarine". Sedangkan 'Suck It And See' sepertinya akan menjadi penerus tradisi lagu sendu Alex Turner, setelah 'Bakery', 'Only Ones Who Know' dan 'Cornerstone'.
Untuk wilayah Amerika Serikat, beberapa toko musik menyensor cover album Suck It And See karena sebagian besar orang disana berasumsi bahwa cover album tersebut mengandung makna provokatif. Tak hanya itu, menurut NME, cover album Suck It And See merupakan salah satu dari 50 cover art terburuk sepanjang sejarah. Namun, kabar negatif tak menghalangi penjualan album terbaru Arctic Monkeys ini. Pada minggu pertama pasca dirilisnya saja, album Suck It And See berhasil terjual sebanyak 154.000 copy di seluruh dunia dan menempati peringkat teratas pada beberapa chart di berbagai negara.
Well, overall album ini cukup merepresentasikan kematangan mereka dalam bermusik. Highly Recommended!